Slider

29 Jenis Anggrek Langka yang Dilindungi

Anggrek merupakan salah satu tanaman yang memiliki jumlah spesies terbanyak di dunia. Dari data yang ada, tercatat sebanyak 43.000 spesies lama dan ribuan spesies baru yang belum bisa terhitung jumlahnya (kemungkinan akan terus bertambah). 

Di Indonesia sendiri, sedikitnya terdapat 5.000 jenis anggrek asli yang tersebar di berbagai pulau. Sebanyak 986 jenis di antaranya tumbuh di daratan Pulau Jawa, 971 jenis di Pulau Sumatera, dan 113 jenis di Maluku. Sisanya tersebar di berbagai pulau-pulau lain, seperti Sulawesi, Nusa Tenggara, Papua, dan Pulau Kalimantan.

Menariknya, dari ribuan jenis anggrek yang ada di Indonesia, terdapat 29 spesies di antaranya tergolong langka di dunia. Oleh karena itu, melalui PP Nomor 7 Tahun 1999, pemerintah menetapkan 29 spesies anggrek langka itu sebagai tanaman yang dilindungi.  

Macam-Macam Anggrek yang Dilindungi Berdasarkan Genetiknya

Karena berbagai faktor, seperti pembalakan liar hingga perjualbelian tanaman secara ilegal, jenis-jenis anggrek ini kian langka dan terancam punah. Adapun jenis-jenis anggrek yang dimaksud di sini tercantum dalam aturan pemerintah yang disahkan di tahun 1999. Berikut adalah di antaranya.

Genus Cymbidium 

Genus Cymbidium adalah jenis anggrek yang dikenal sebagai tanaman hias yang jarang memiliki daun. Biasanya, tanaman ini disebut sebagai anggrek perahu, sebab kelopak bunganya menyerupai bentuk kendaraan di perairan itu. Di dunia, ada banyak sekali jenis anggrek yang termasuk genus ini. Satu di antaranya adalah Cymbidium Hartinahianum yang ada di Indonesia.

1. Cymbidium Hartinahianum (Anggrek Hartinah)

Cymbidium Hartinahianum atau Anggrek Hartinah adalah jenis endemik yang berasal dari Sumatera Utara. Tepatnya dari Desa Baniara Tele, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, 

Jenis anggrek ini ditemukan pertama kali pada tahun 1976 oleh peneliti asal Bogor, yaitu Rusdy E. Nasution. Sebab diklasifikasikan sebagai tanaman yang punah di alam, kini Anggrek Hartinah hanya bisa ditemui di Kebun Raya Bogor. Jenis tanaman yang identik dengan daun berukuran 50 cm - 60 cm ini juga dilarang diperjualbelikan, kecuali untuk spesimen yang diperbanyak manusia.

Untuk diketahui, nama anggrek ini diambil dari nama istri Presiden Kedua Soeharto. Yaitu, Ibu Siti Hartinah yang sangat berjasa dalam pengembangan tanaman orchid ini di Indonesia. 

Genus Dendrobium

Genus Dendrobium adalah jenis anggrek yang disebut-sebut memiliki spesies terbanyak di dunia. Berdasarkan informasinya, terdapat lebih dari 1.200 jenis anggrek ini yang kini bisa ditemukan di beberapa negara. Mulai dari Cina, Thailand, Vietnam, Filipina, Australia, Malaysia, Myanmar, New Zealand, India, Papua Nugini, Fiji, Samoa, Tahiti, hingga Indonesia.

Di Indonesia sendiri, terdapat sekitar 29 jenis anggrek Dendrobium yang bisa ditemukan. Namun, ada 6 jenis di antaranya yang termasuk spesies langka dan dilindungi. Di antaranya adalah sebagai berikut.

2. Dendrobium Ostrinoglossum (Anggrek Karawai)

Anggrek Karawai atau nama ilmiahnya Dendrobium Ostrinoglossum adalah spesies anggrek yang umumnya tumbuh di daerah lembap. Contohnya, hutan yang dekat dengan sungai ataupun hutan hujan dataran rendah di wilayah Papua. 

Jenis anggrek dapat bertumbuh hingga ukuran 1 meter dengan bunga yang cukup banyak. Dalam setandan, bunga yang mekar umumnya berjumlah 10 hingga 30 kuntum. Adapun warnanya bisa dikatakan bervariasi, mulai dari merah, biru, putih, hingga kekuningan.

3. Dendrobium Phalaenopsis (Anggrek Larat)

Dinamakan Anggrek Larat sebab jenis tanaman dengan nama ilmiah Dendrobium Phalaenopsis ini berasal dari Pulau Larat. Sebuah pulau yang berada di Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku. Oleh pemerintah setempat, tanaman ini dijadikan sebagai identitas Maluku.

Dalam bahasa Inggris, tanaman ini biasa disebut Cooktown Orchid. Sementara di daerah asalnya, tanaman yang termasuk Dendrobium Bigibbum Complex ini dikenal dengan sebutan lelemuku. 

Tanaman ini menarik karena memiliki bunga berwarna ungu muda, putih, ataupun kombinasi keduanya sehingga tampak cantik. Selain itu, Anggrek Larat hanya bisa tumbuh dan ditemukan di habitat aslinya. Inilah yang menjadikannya kian langka dan jadi tanaman endemik.

4. Dendrobium Catinecloesum (Anggrek Karawai) 

Dendrobium Catinecloesum adalah jenis anggrek yang umumnya tumbuh di habitat aslinya. Yaitu, tempat-tempat lembap seperti hutan hujan hingga daratan di sekitar rawa-rawa. Dalam PP Nomor 7 tahun 1999,  anggrek ini memiliki sebutan Karawai.

Namun, menurut Destario Metusala, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Kebun Raya Purwodadi, tidak ada jenis anggrek dengan nama ilmiah Catinecloesum. Menurutnya, jenis anggrek tersebut mungkin bernama nomen nudum atau ada kesalahan dalam data tersebut. Untuk saat ini, jenis anggrek ini memang belum diketahui secara pasti identitasnya dan perlu kajian lebih lanjut dari para peneliti. 

5. Dendrobium Lasianthera (Anggrek Stuberi)

Di mancanegara, tanaman dengan nama ilmiah Dendrobium Lasianthera atau Anggrek Stuberi dikenal sebagai Wooly Pollina Dendrobium. Jenis anggrek ini dapat tumbuh di kawasan lembap seperti halnya Dendrobium Ostrinoglossum. 

Akan tetapi, dari Lipi.go.id, Destario Metusala menyebut bahwa ada kemungkinan dua spesies anggrek di genus Dendrobium ini adalah satu jenis (30/11/2011). Sebab, ciri utamanya pun sama, di mana ukuran batangnya bisa mencapai 1 meter dan tandan bisa berbunga dengan jumlah 10 hingga 30. Meski begitu, pengkajian ulang tetap perlu dilakukan guna mengetahui secara pasti identitas tanaman ini.

6. Dendrobium D’Albertisii (Anggrek Albert)

Anggrek Albert atau Dendrobium D’Albertisii adalah spesies anggrek yang mempunyai bunga dengan aroma sangat lembut. Mampu berbunga sepanjang tahun, jenis tanaman ini identik dengan bentuknya yang menyerupai kijang. Jenis anggrek ini dapat ditemukan di kawasan hutan bakau, padang rumput, hingga dataran rendah di Papua. 

7. Dendrobium Macrophyllum (Anggrek Jamrud)

Dendrobium Macrophyllum adalah jenis anggrek yang bisa ditemukan di berbagai pulau di Indonesia. Pasalnya, anggrek dengan sebutan jamrud atau zamrud ini tersebar luas di Indonesia. Selain itu, Anggrek Jamrud juga dapat tumbuh dan mudah beradaptasi dengan kondisi suatu wilayah.

Meski begitu, jenis anggrek langka terakhir di spesies Dendrobium ini bisa dikatakan cukup sulit ditemukan di alam liar. Hal ini dikarenakan, tanaman lebih banyak dikoleksi dan diperjualbelikan oleh kolektor bunga anggrek.

Genus Coelogyne

Coelogyne adalah genus tanaman orchid yang memiliki jumlah lebih dari 200 jenis. Adapun jenis-jenis tanaman anggrek yang tergolong spesies ini biasanya tumbuh di India, Cina, Kepulauan Fiji, dan Indonesia. 

Di negara yang berada di pusat khatulistiwa ini, tanaman orchid dari genus Coelogyne bisa ditemukan di Pulau Kalimantan, Himalaya, dan juga Sumatera. Namun, ada satu jenis di antaranya yang tergolong langka, yaitu Anggrek Hitam.

8. Coelogyne Pandurata (Anggrek Hitam)

Anggrek Hitam atau nama ilmiahnya Coelogyne Pandurata telah ditetapkan sebagai maskot flora Provinsi Kalimantan Timur. Pasalnya, anggrek satu ini banyak ditemukan di wilayah provinsi ini sebab hanya bisa tumbuh di habitat aslinya.

Namun saat ini, diketahui bahwa Coelogyne Pandurata mengalami penurunan jumlah sebab makin sempitnya hutan yang jadi habitatnya. Oleh karena itu, kini Anggrek Hitam menjadi salah satu tanaman yang dilindungi dan bisa ditemukan hanya di Cagar Alam Kersik Luway.

Genus Corybas

Genus Corybas memiliki jumlah spesies dari tanaman anggrek sebanyak 120 jenis. Di antaranya tumbuh Australia, Selandia Baru, New Guinea, Asia Tenggara, Cina Selatan, Himalaya, dan beberapa pulau di Pasifik maupun Sub-Antartika. Di Indonesia, tercatat satu jenis anggrek langka dari genus ini, yaitu Anggrek Koribas. 

9. Corybas Fornicatus (Anggrek Koribas)

Jenis tanaman orchid ini mempunyai nama ilmiah Corybas Fornicatus. Untuk saat ini, belum ada informasi yang jelas mengenai jenis anggrek ini, sebab mungkin terlanjur langka. 

Namun, berdasarkan sifat genus-nya, tanaman ini memiliki sejumlah ciri khas, Di antaranya, memiliki umbi berdaging di bagian akar, daun berbentuk hati atau hampir bulat, dan batang lurus disertai bunga tunggal.

Genus Grammatophyllum

Genus Grammatophyllum adalah jenis orchidaceae tipe epifit yang biasanya mempunyai bunga dengan ukuran 5 cm. Persebarannya mulai dari Sulawesi, Flores, Papua, hingga Papua Nugini. 

Ciri lainnya, jenis tanaman yang masuk kategori ini umumnya mampu menumbuhkan bunga sebanyak 2 sampai 5 tangkai. Dengan jumlah bunga di tiap tangkainya adalah 20 hingga 30 kuntum. Adapun jenis-jenis anggrek langka yang berasal dari genus ini di antaranya adalah sebagai berikut.

10. Grammatophyllum Papuanum (Anggrek Raksasa Irian)

Sebagaimana namanya, Grammatophyllum Papuanum atau Anggrek Raksasa Irian adalah jenis orchid langka yang berasal dari Papua. Di daerahnya, tanaman ini juga dikenal dengan beberapa sebutan. Seperti Anggrek Macan, Anggrek Harimau, dan Anggrek Ratu. 

Tidak ada informasi yang jelas mengenai filosofi sebutan-sebutan tadi. Namun, jika dilihat karakteristiknya, anggrek satu ini mempunyai bunga dengan corak serupa kulit macan ataupun harimau. Kemudian, hewan-hewan tersebut identik dengan sebutan raja. Akan tetapi, anggrek ini mempunyai tampilan cantik sehingga tercetus tiga sebutan tadi.

11. Grammatophyllum Speciosum (Anggrek Tebu)

Speciosum Grammatophyllum ialah anggrek yang termasuk spesies asli asal Asia Tenggara. Tepatnya, Vietnam, Thailand, Laos, Myanmar, Malaysia, dan Indonesia (terdiri dari Sumatera, Sulawesi dan Pulau Jawa). 

Meski asalnya dari Asia Tenggara, tanaman dengan sebutan Anggrek Tebu ini juga sudah tercatat tumbuh di Filipina, Kepulauan Solomon, hingga New Guinea. Dalam ajang Guinness Book of World Records, jenis tanaman dengan tinggi bisa mencapai 7,62 meter ini juga tercatat sebagai anggrek tertinggi di dunia.

Genus Macodes

Dikenal dengan sebutan anggrek permata, jenis tanaman orchidaceae dari keluarga Macodes bisa ditemukan di New Guinea, Kepulauan Solomon, Vanuatu, hingga Kepulauan Ryukyu. Di Indonesia sendiri, jenis anggrek dari genus ini terbilang langka. Adapun satu-satunya yang masih bertahan dan kini jadi flora endemik adalah Macodes Petola.

12. Macodes Petola (Anggrek Ki Aksara)

Memiliki sebutan Anggrek Ki Aksara, jenis tanaman ini tergolong unik dan bernilai tinggi. Pada anggrek jenis lain, bunga kerap jadi daya tarik utama sehingga orang-orang mau memiliki tanaman orchid. Namun, pada tanaman ini, orang-orang biasa mengoleksinya untuk melihat daunnya yang indah dengan corak cantik.

Genus Paphiopedilum

Anggrek yang termasuk keluarga Paphiopedilum biasanya tumbuh di kawasan Pulau Jawa. Akan tetapi, ada juga beberapa spesie yang tumbuh di Sumatera hingga Papua. Namun yang pasti, habitat alaminya adalah kawasan dengan ketinggian 400 meter sampai 800 meter dari permukaan tanah (dpt). Untuk kategori tanaman langka, Paphiopedilum terdiri dari jenis-jenis berikut ini.

13. Paphiopedilum Chamberlainianum (Anggrek Kasut Kumis)

Paphiopedilum Chamberlainianum adalah jenis orchids yang mempunyai bentuk labellum mirip kantong semar. Selain itu, jenis tanaman ini juga memiliki bunga dengan sejumlah bulu. Karena itulah, tanaman ini disebut sebagai Anggrek Kasut Kumis. 

Pada tanaman yang memiliki habitat asli di Gunung Sinabung ini, bunga yang tumbuh biasanya mempunyai perpaduan warna ungu dan hijau. Ukuran bunganya bervariasi, mulai dari 7 cm diameter hingga 10 cm. Sementara itu, bentuknya terdiri dari kelopak punggung dan kelopak samping, serta labellum.

14. Paphiopedilum Glaucophyllum (Anggrek Kasut Berbulu)

Termasuk endemik asli Jawa Timur, spesies Anggrek Kasut Berbulu atau Paphiopedilum Glaucophyllum bisa ditemukan di Kebun Raya Purwodadi. Sementara itu, habitat alaminya adalah kawasan lereng bagian selatan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Memiliki sebutan lain seperti Anggrek Kasut Berbulu hingga Anggrek Selop. jenis anggrek ini punya keunikan di bentuk bibir. Di mana, bentuknya menyerupai kantong semar atau selop perempuan. 

15. Paphiopedilum Praestans (Anggrek Kasut Pita)

Jenis Paphiopedilum Praestans atau Anggrek Kasut Pria biasanya tumbuh di Papua. Jenis anggrek ini memiliki bunga berwarna cokelat dengan bentuk menarik. Yang mana, bunganya mempunyai bagian dengan bentuk memanjang dan bengkok menyerupai pita. Hal inilah yang membuatnya juga disebut sebagai Anggrek Kasut Pita.

Genus Paraphalaenopsis

Genus Paraphalaenopsis adalah kategori tanaman anggrek yang umumnya mempunyai bunga dengan ukuran sedang (monopodial). Rata-rata jenis anggrek yang tergolong genus ini hanya dapat bertumbuh di habitat aslinya, yaitu kawasan hutan hujan di Provinsi Kalimantan. Adapun beberapa jenis anggrek langka dari genus ini adalah sebagai berikut. 

16. Paraphalaenopsis Laycockii (Anggrek Bulan Kalimantan Tengah) 

Sebagaimana namanya, Anggrek Bulan Kalimantan Tengah adalah jenis orchid asli Kalimantan. Habitatnya sama seperti anggrek yang ada di Kalimantan Tengah sebab tanaman ini tergolong epifit. 

Biasanya, bunga dari tanaman dengan nama ilmiah Paraphalaenopsis Laycockii ini memiliki diameter sebesar 7,5 cm. Waktu mekarnya adalah setiap musim panas. Salah satu keunikan dari anggrek berdaun runcing dengan warna hijau tua ini adalah bunganya mengeluarkan aroma sedap.

17. Paraphalaenopsis Denevei (Anggrek Bulan Bintang)

Jenis anggrek Paraphalaenopsis Denevei umumnya tumbuh di dataran rendah yang dekat dengan aliran sungai dan mencapai ketinggian 300 m dpl. Spesies ini kini terdiri dari 4 jenis anggrek simpodial dengan daun menyerupai anggrek bulan. Namun, dengan ukuran yang lebih kecil. Adapun habitat asli dari tanaman ini sama seperti Anggrek Bulan, yakni Kalimantan.

18. Paraphalaenopsis Serpentilingua (Anggrek Bulan Kalimantan Barat)

Termasuk spesies Anggrek Bulan, tetapi jenis ini umumnya tumbuh hutan hujan dataran rendah yang ada di kawasan Kalimantan Barat. Adapun ciri-cirinya, anggrek ini memiliki bunga dengan warna putih yang mendominasi serta warna kontras di bagian tengahnya. Selain itu, tanaman ini juga punya bentuk daun yang meruncing layaknya pensil`

Ciri lainnya, tanaman mempunyai batang pendek dengan warna hijau tua hingga keunguan. Dibandingkan dengan jenis lainnya, tanaman ini dikenal sebagai spesies yang lebih terancam punah.

Genus Vanda

Tanaman di genus Vanda cukup populer di negara India, Myanmar, Cina, Filipina, dan Indonesia. Namun sayangnya, jenis bunga yang umumnya bermekaran di bulan April, Oktober, hingga Desember ini sudah cukup jarang ditemukan di habitat aslinya. Apalagi untuk jenis-jenis anggrek berikut ini.

19. Ascocentrum Miniatum (Anggrek Kebutan)

Ascocentrum Miniatum adalah jenis orchid yang kini lebih dikenal dengan nama ilmiah Vanda Miniata. Sementara itu, masyarakat lokal menyebutnya dengan sebutan Anggrek Kebutan. Jenis anggrek ini umumnya tumbuh di Assam, Malaysia, Cina, Laos, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Indonesia. Tepatnya dari Pulau Jawa dan Sumatera.

Bunga ini banyak diincar tangan-tangan nakal karena punya bentuk kecil dengan warna oranye cerah. Selain itu bau harumnya juga enak ketika dicium.

20. Vanda Celebica (Vanda Mungil Minahasa)

Vanda Celebica atau Vanda Mungil Minahasa adalah spesies anggrek yang berasal dari daerah Sulawesi. Habitat alaminya adalah kawasan hutan hujan tropis.

Namun, pada tahun 1910, jenis anggrek ini dinyatakan telah punah dari habitat aslinya. Meski begitu, tanaman masih bisa dijumpai di beberapa pusat konservasi milik kolektor bunga yang ada di Sulawesi maupun di daerah lainnya.

21. Vanda Pumila (Vanda Mini)

Termasuk dalam spesies anggrek kecil, Vanda Pumila atau Vanda Mini biasanya tumbuh di hutan hujan dengan ketinggian minimal 700 mdpl. Sementara ketinggian maksimumnya adalah 1.400 mdpl. Adapun tempat-tempat yang cocok ditanami anggrek Vanda Mini di antaranya, negara-negara di Asia Tenggara, Cina, dan Asia Selatan.

Namun, perlu diketahui bahwa meskipun tersebar di banyak tempat, jenis tanaman ini termasuk endemik. Sehingga, siapa pun berkewajiban untuk berkontribusi dalam melindunginya.

22. Vanda Hookeriana (Vanda Pensil)

Vanda Hookeriana adalah tanaman anggrek langka yang kini makin sedikit jumlah populasinya. Hal ini bermula semenjak eksploitasi besar-besaran di tahun 90-an. 

Sekadar informasi, jenis anggrek yang juga dikenal sebagai Vanda Pensil ini berasal dari kawasan pegunungan, di Bukit Barisan, Sumatera Selatan. Sebagai epifit, tanaman ini akan tumbuh optimal ketika berdampingan dengan tanaman bakung atau bahasa ilmiahnya Crinum Asiaticum. 

23. Vanda Sumatrana (Vanda Sumatera)

Jenis anggrek langka di keluarga Vanda adalah Vanda Sumatrana yang berasal dari Sumatera. Habitat asli tanaman ini adalah di sekitar Danau Toba. Namun, anggrek ini kini jarang ditemukan di kawasan tersebut. Meski mulai langka, jenis tanaman yang bisa hidup di dataran dengan ketinggian 300 mdpl hingga 1.000 mdpl ini masih ada beberapa jumlahnya.

Saat ini, Vanda Sumatrana lebih banyak tumbuh di kawasan hutan hujan tropis yang ada di bagian barat Pulau Sumatera. Habitat barunya adalah pohon-pohon besar yang terdapat di sekitar tebing hutan hujan.

Genus Renanthera

Genus Renanthera adalah spesies anggrek yang dapat menghasilkan banyak bunga dengan warna-warna menarik. Seperti kuning, merah, dan juga jingga. Di dunia, ada banyak sekali jenis anggrek Renanthera yang bisa ditemui langsung di habitatnya ataupun tidak. Namun di Indonesia, satu jenis di antaranya terancam punah. Yaitu, Renanthera Matutina a.

24. Renanthera Matutina (Anggrek Jingga)

Biasa disebut Anggrek Jingga karena bunganya mempunyai warna jingga di bagian tengah, jenis spesies ini banyak tersebar di tiga pulau besar di Indonesia. Yaitu Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Dalam satu tandan, bunga yang bisa dihasilkan tanaman ini tidak terhitung saking banyaknya. Karena itulah, tidak sedikit orang tertarik dengan tanaman asal hutan hujan di dataran rendah maupun pegunungan ini.

Genus Phalaenopsis

Anggrek dari genus Phalaenopsis disebut-sebut sebagai jenis yang paling fenomenal di pasaran. Jenis tanaman orchid dari genus ini menguasai pangsa pasar jual beli anggrek sebanyak 50%.  Karena itulah, tanaman yang tersebar di Malaysia, Cina, Taiwan, India, Filipina, Australia, hingga Indonesia ini kian sulit ditemukan di habitatnya. Adapun jenis-jenis anggrek langka asal Indonesia yang masuk kategori ini adalah sebagai berikut.

25. Phalaenopsis Amboinensis (Anggrek Bulan Ambon) 

Berasal dari Ambon,  Maluku spesies bernama Phalaenopsis Amboinensis ini pertama kali ditemukan oleh ahli botani berkebangsaan Belanda. Yakni, Johannes Jacobus Smith tepat di tahun 1911. 
Meski merupakan spesies asli Maluku, jenis tanaman orchid ini juga pernah beberapa kali ditemukan di Pulau Sulawesi dan juga Papua. Adapun habitat aslinya adalah di kawasan dengan tingkat kelembapan sedang, seperti hutan hujan dataran rendah. 

Karena keindahannya, spesies ini banyak diambil dari habitat aslinya sehingga populasinya makin langka. Apalagi, tidak sembarang tempat bisa jadi habitat untuk anggrek ini sehingga riskonya, Anggrek Bulan Ambon akan mati ketika ditanam di tempat lain.

26. Phalaenopsis Gigantea (Anggrek Bulan Raksasa)

Gigantea Phalaenopsis adalah jenis anggrek yang termasuk epifit. Identitasnya pertama kali diidentifikasi pada akhir abad ke-19 oleh Nieuwenhuys dan Johannes Jacob Smith. 

Memiliki karakteristik berupa batang pendek dan tebal. Sementara itu, habitatnya adalah menempel pada pohon-pohon besar di dataran rendah ataupun hutan hujan di Kalimantan. 

Kemampuannya dalam beradaptasi pada kawasan yang ditinggalinya memang sangat baik. Namun, beberapa faktor bisa mempercepat tanaman ini jadi layu dan mati. Oleh karena itu, orchid yang juga dikenal dengan nama Anggrek Bulan Raksasa lebih cepat berkurang populasinya, makin langka, dan terancam punah. 

27. Phalaenopsis Violacea (Anggrek Kelip)

Anggrek jenis Phalaenopsis Violacea adalah tanaman orchid yang habitatnya tersebar di sekitar kawasan Sumatera, Kalimantan, Mentawai, hingga Simeulue. Salah satu hal menarik dari tanaman dengan sebutan populer Anggrek Kelip ini adalah wanginya. Sekadar informasi, aroma harum dari bunga Anggrek Kelip bisa terhirup wanginya meski jarak tanamannya masih jauh.

Jenis anggrek ini mempunyai daun berbentuk elip, sedikit bergelombang, dan menyempit di bagian bawahnya. Warna daun tersebut adalah hijau mengilat dengan ukuran 20,5 cm hingga 25 cm dan lebar 7 cm sampai 12 cm. 

Sedikit informasi, jenis anggrek ini tertulis sebagai Phalaenopsis Violacose dalam PP Nomor 7 Tahun 1999. Namun, terlepas dari namanya yang salah ketik, jenis tanaman tersebut tetap termasuk orchid yang langka.

28. Phalaenopsis Sumatrana (Anggrek Bulan Sumatera)

Anggrek satu ini dinamakan Phalaenopsis Sumatrana atau Anggrek Bulan Sumatera karena merupakan spesies asli Sumatera. Namun, ada juga beberapa tanaman yang termasuk spesies ini tetapi tumbuhnya di kawasan lain,seperti Thailand hingga Vietnam.

Meski tempat hidupnya berbeda, jenis orchid ini sama-sama hasil persilangan dari Phalaenopsis x Gersenii dan Phalaenopsis x Singuloflora. Adapun ciri-ciri dari anggrek ini di antaranya, berbatang pendek dan memiliki bunga cukup harum. Kemudian, bagian bunganya memiliki kelopak dengan petals berlilin dan dibalut warna yang variatif. Seperti merah, putih, dan sedikit warna kuning yang membentuk corak di antara kelopaknya.

Genus Spathoglottis

Genus terakhir dari tanaman anggrek langka yang kini dilindungi pemerintah adalah Spathoglottis. Genus ini lebih populer dengan sebutan Anggrek Ungu sebab bunga yang dihasilkannya didominasi warna tersebut. Adapun jenis anggrek dari kategori Spathoglottis yang kini jadi tanaman langka adalah Zurea.

29. Spathoglottis Zurea (Anggrek Sendok)

Populer dengan sebutan Anggrek Sendok karena kelopak bunganya menyerupai bentuk sendok. Kemudian, memiliki bunga dengan warna kuning cerah serta polesan warna putih dan merah di beberapa bagiannya sehingga tampak lebih menarik. Karena kecantikan yang dimiliki anggrek ini, Spathoglottis Zurea menjadi tanaman yang pernah dinobatkan sebagai spesies anggrek tercantik di dunia.

Itu dia 29 jenis bunga anggrek yang dilindungi dan termasuk dalam Peraturan Pemerintah Tahun 1999 Nomor 7. Jenis-jenis anggrek di atas sangat penting diketahui masyarakat agar bisa sama-sama berkontribusi dalam melindungi spesies langka ini.


0

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© all rights reserved
made with by templateszoo